Kamis, 23 April 2015

Tugas Kepariwisataan ~ Kelebihan dan Kekurangan Objek Wisata di Indonesia

Nama : Wahyu Widya Lestari
NPM  : 1C614162
Kelas  : 1SA01


1. Kepulauan Raja Ampat

  

Ketika mendengar nama Raja Ampat maka bayangan setiap orang akan menerawang ke sebuah daerah kepulauan di Papua Barat yang terkenal dengan keindahan alamnya. Raja Ampat memang kini tengah mahsyur di kalangan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Apalagi bagi yang memiliki hobi penyelaman (diving). Raja Ampat ibaratnya surga bagi para penyelam. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber dikenal sebagai salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu. 

Kepulauan Raja Ampat sendiri terletak di Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di Papua Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong sejak 2003 lalu. Terdapat kurang lebih 610 pulau di daerah ini, meski hanya sekitar 35 pulau yang berpenghuni. Di antaranya adalah empat pulau utama di kabupaten ini yaitu, Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Jumlah penduduk sensus terakhir diketahui sekitar 42.508 jiwa dengan luas daerah sebesar 46.296 km2.  

Kelebihan Kepulauan Raja Ampat :
  • Raja Ampat termasuk dalam 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia.
  • Berada di peringkat nomor 1 untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air.
  • Terumbu karang yang ada disana sangat beragam.
  • Pemandangan yang sangat indah dengan lautnya yang berwarna hijau.
  • Banyak wisatawan yang mengunjungi Raja Ampat.
Kekurangan Kepulauan Raja Ampat :
  • Membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di Kepulauan Raja Ampat.
  • Berkurangnya mangrove di sekitar pantai akibat ulah manusia.
  • Kerusakan terumbu karang akibat aktivitas manusia.
Solusi :
  • Transportasi untuk membawa wisatawan kesana harus diperbanyak lagi.
  • Pemerintah harus lebih memperhatikan hutan mangrove,dengan melakukan penanaman kembali mangrove yang ada disana.
  • Pemerintah harus lebih menjaga terumbu karang dari tangan-tangan jahil yang ingin merusak terumbu karang.


2. Pantai Senggigi

  

Salah satu icon wisata Pulau Lombok adalah Pantai Senggigi yang memang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak heran bahwa bila ditanya apa yang paling diketahui dari Pulau Lombok tentu jawaban Pantai Senggigi pasti muncul. Sebagai pantai yang sangat terkenal, Senggigi tentunya memiliki keunggulan tersendiri yang namanya sangat terkenal. Ibarat orang ke Bali kalau tidak ke Pantai Kuta rasanya belum afdol, sama halnya seperti bila ke Lombok tapi ga ke Senggigi juga belum afdol.

Pantai ini terletak di daerah Lombok Barat, dan berada di bawah kawasan hutan-perbukitan. Tak heran bila kemari jalan yang harus dilalui dari kawasan kota, naik ke perbukitan lalu turun ke daerah pantainya. Dari Mataram bisa ditempuh sekitar 20-30 menit menggunakan mobil, dan dari Bandara Internasional Praya waktu yang dibutuhkan lebih lama lagi sekitar 1-2 jam. Untuk menuju pantai ini, kita bisa menggunakan angkutan umum dari kota Mataram menuju ke daerah Bangsal, atau agar tidak ribet lebih baik menyewa mobil bila rombongan dari travel di sekitar Bandara atau yang dari Mataram agar perjalanan lebih efektif dan efisien.

Kelebihan Pantai Senggigi :
  • Terkenal dengan pasir putihnya dan ombaknya yang tenang,sehingga banyak wisatawan yang menghabiskan waktunya untung berenang santai disana.
  • Salah satu spot terbaik untuk melihat matahari terbenam.
  • Pantai yang cocok dijadikan tempat berkumpul bersama keluarga dan teman.
  • Air laut di pantai senggigi masih sangat jernih.
  • Fasilitas penginapan yang cukup memadai.
  • Banyak toko-toko yang menjual souvenir.

Kekurangan Pantai Senggigi :
  • Seiring dengan adanya Gili Trawangan,banyak wisatawan yang hanya mampir di pantai senggigi dan lebih memilih menginap di Gili Trawangan,hal itu membuat perekonomian warga yang menggantungkan hidupnya dengan menyewakan tempat penginapan menjadi anjlok. Tak heran banyak tempat penginapan di pantai senggigi yang tidak terawat.
  •  Jalur yang ditempuh cukup memakan waktu yang banyak dan membutuhkan transportasi yang memadai.
Solusi :
  • Seharusnya tempat penginapan di Pantai Senggigi harus lebih dirawat agar terlihat lebih indah,sehingga mengundang banyak wisatawan untuk menginap disana.
  • Pemerintah harus lebih menambah transportasi yang ada,sehingga memudahkan wisatawan untuk sampai di lokasi.  


Source : 

http://indonesia.travel/id/destination/248/raja-ampat
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
http://readersblog.mongabay.co.id/rb/2013/07/02/mempertahankan-eksotisme-kepulauan-raja-ampat/
http://jalan2.com/city/lombok/pantai-senggigi/

 

Kamis, 26 Maret 2015

Pengertian Kepariwisataan dan Contohnya

Nama : Wahyu Widya Lestari
NPM  : 1C614162
Kelas : 1SA01 

Pengertian Kepariwisataan

Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu "pari dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang. (Musanef, 1996 : 8).
Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya: 


1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)
Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11).
2. Hans Buchi
Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).
3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya
(Musanef, 1996: 11).
4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: (1) unsur manusia (wisatawan), (2) unsur kegiatan (perjalanan), (3) unsur motivasi (menikmati), (4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata), (5) unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : 
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).
5. Indra Mulyana mengatakan bahwa pariwisata merupakan perpidahan seseorang atau sekelompok orang ke tempat lain, diluar tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan maksud untuk melakukan rekreasi ataupun studi dalam memenuhi kebutuhannya.

6. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. 

7. Pariwisata menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114) 
Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.

8. Menurut Burkart dan Medlik (1987) pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk sementara san dalam jangka waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka hidupdan bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat- tempat tujuan itu.

Definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu bersifat sementara, bersifat sukarela (Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah.

Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata sebagai berikut:
  1. Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.
  2. Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia.
  3. Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak social dengan suasana santai.
  4. Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relative masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.
  5. Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.
  6. Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan persediaan tamasya lainnya.
  7. Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan mengajak wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya.
Pariwisata di Indonesia

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya,dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman.
Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.



Contoh Kepariwisataan di Indonesia 

1. Raja Ampat

 

Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagianKepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu. Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.

2. Tanah Lot 

 

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
Obyek wisata tanah lot terletak di Beraban, Selemadeg Timur, Tabanan, sekitar 13 kilometer di sebelah barat Kota Tabanan.
Di sebelah utara Pura Tanah Lot, sebuah pura lain yang dibangun di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Pura ini disebut Pura Karang Bolong. 

3. Taman Nasional Gunung Rinjani 


 

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) adalah salah satu ekosistem dengan tipe hutan hujan pegunungan dan savana yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. TNGR ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts-II/1997 dengan luas 40.000hA walaupun dilapangan luasnya lebih dari 41,000hA. 
TNGR memiliki ragam flora antara lain; Jelatang (Laportea Stimulans), Dedurenan (Aglaea Argentea), Bayur (Pterospermum Javanicum), Beringin (Ficus Benjamina), Jambu-jambuan (Syzygium sp) Keruing (Dipterocarpus Hasseltii),Rerau (D. Imbricatus), Cemara Gunung (Casuarina Junghuniana), Eidelweis (Anaphalis Javanica) dan beberapa macam anggrek hutan endemik yaitu Perisstylus Rinjaniensis dan P.Lombokensis. Sementara ragam fauna yang dimiliki oleh TNGR adalah antara lain; Musang Rinjani (Paradoxurus Hemaprhoditus Rinjanicus), Rusa (Muntiacus Muntjak Nainggolani), Lutung Budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), Trenggiling (Manis Javanicus), burung Cikukua Tanduk (Philemon Buceroides Neglectus), Dawah Hutan (Ducula Lacernulata Sasakensis), Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus Chinensis Broderipii) dan beberapa jenis reptilia ditambah sejumlah jenis ikan air tawar yang hidup di danau Segara Anak, antara lain; Mujair dan Karper. 


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Rinjani
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot
http://sindihs.blogspot.com/2012/10/definisi-kepariwisataan.html

Kamis, 29 Januari 2015

Softskill Assignment - Let's Love Indonesian Product Campaign



This Video is a Softskill Assignment.
Present by :
1. Angie Nadya
2. Isyi Farah F
3. Raihan Firaldy
4. Ranti Gita P
5. Wahyu Widya Lestari

From 1SA01 Gunadarma University

Rabu, 28 Januari 2015

Soft Skill Assignment - Basic Persuasion Techniques

Name : Wahyu Widya Lestari
NPM  : 1C614162
Class  : 1SA01


Basic Persuasion Techniques

1. Association
    This persuasion technique tries to link a product, service, or idea with something already liked or desired by the target audience, such as fun, pleasure, beauty, security, intimacy, success, wealth, etc. The media message doesn't make explicit claims that you'll get these things; the association is implied. Association can be a very powerful technique. A good ad can create a strong emotional response and then associate that feeling with a brand. This process is known as emotional transfer. Several of the persuasion techniques below, like Beautiful people, Warm & fuzzy, Symbols and Nostalgia,, are specific types  of association.




2. Bandwagon
    Many ads show lots of people using the product, implying that "everyone is doing it" (or at least, "all the cool people are doing it"). No one likes to be left out or left behind, and  these ads urge us to "jump on the bandwagon". Politicians use the same technique when they say, "The American people want..." How do they know?

 



3. Beautiful People
    Beautiful people uses good-looking models (who may also be celebrities) to attract our attention. This technique is extremely common in ads, which may also imply (but never promise!) that we'll look like the models if we use the product.

 


4. Bribery
    This technique tries to persuade us to buy a product by promising to give us something else, like a discount, a rebate, a coupon, or a "free gift" Sales, special offers, contests, and sweepstakes are all forms of bribery. Unfortunately, we don't really get something for free - part of the sales price covers the cost of the bribe.

 
  

5. Celebrities
    We tend to pay attention to famous people. That's why they're famous! Ads often use celebrities to grab our attention. By appearing in an ad, celebrities implicitly endorse a product; sometimes the endorsement is explicit. Many people know that companies pay celebrities a lot of money to appear in their ads, but this type of testimonial still seems to be effective.




6. Experts
    (A type of Testimonial.) We rely on experts to advise us about things that we don't know ourselves. Scientists, doctors, professors and other professionals often appear in ads and advocacy messages, lending their credibility to the product, service, or idea being sold. Sometimes, "plain folks" can also be experts,as when a mother endorses a brand of baby powder or a construction worker endorses a treatment for sore muscles. 
 



7. Explicit Claims
    Something is "explicit" if it is directly, fully, and/or clearly expressed or demonstrated. For example, some ads state the price of a product, the main ingredients, where it was made, or the number of items in the package - these are explicit claims. So are specific, measurable promises about quality, effectiveness, or reliability, like "Works in only five minutes!". Explicit claims can be proven true or false through close examination or testing, and if they're false, the advertiser can get in trouble. It can be surprising to learn how few ads make explicit claims. Most of them try to persuade us in ways that cannot be proved or disproved. 
 
 


8. Fear
    This is the opposite of the Association technique. It uses something disliked or feared by the intended audience (like bad breath, failure, high taxes or terrorism) to promote a "solution". Ads use fear to sell us products that claim to prevent or fix the problem. Politicians and advocacy groups stoke our fears to get elected or to gain support.


9. Humor
    Many ads use humor because it grabs our attention and it's a powerful persuasion technique. When we laugh, we feel good. Advertisers make us laugh and then show us their product or logo because they're trying to connect that good feeling to their product. They hope that when we see their product in a store, we'll subtly re-experience that good feeling and select their product. Advocacy messages (and news) rarely use humor because it can undermine their credibility; an exception is political satire.
  


10. Intensity
      The languange of ads is full of intensifiers, including superlatives (greatest, best, most, fastets, lowest prices), comparatives (more, better than, improved, increased, fewer caloriesa), hyperbole (amazing, incredible, forever), exaggeration, and many other ways to hype the product.
 

 


11. Maybe
      Unproven, exaggerated or outrageous claims are commonly preceded by "weasel words" such as may, might, can, could, some, many, often, virtually, as many as, or up to. Watch for these words if an offer seems too good to be true. Commonly, the Intensity and Maybe techniques are used together, making the whole thing meaningless.
 
  


12. Plain Folks
      (A type of Testimonial - the opposite of Celebrities). This technique works because we may believe a "regular person" more than an intellectual or a highly-paid celebrity. It's often used to sell everyday products like laundry detergent because we can more easily see ourselves using the product, too. The plain folks technique strengthens the down-home, "authentic" image of products like pickup trucks and politicians. Unfortunately, most of the "plain folks" in ads are actually paid actors carefully selected because they look like "regular people".
 
 
 


13. Repetition
      Advertisers use repetition in two ways: Within an ad or advocacy message, words, sounds or images may be repeated to reinforce  the main point. And the message itself (a TVcommercial, a billboard, a website banner ad) may be displayed many times. Even unpleasant ads and political slogans work if they are repeated enough to pound their message into our minds.
 

 


14. Testimonials
      Media messages often show people testifying about the value or quality of a product, or endorsing an idea. They can be experts, celebrities, or plain folks. We tend to believe them because they appear to be a neutral third party (a pop star, for example, not the lipstick maker, or a community member instead of the politician running for office). This technique works best when it seems like the person "testifying" is doing so because they genuinely like the product or agree with the idea. Some testimonials may be less effective when we recognize that the person is getting paid to endorse the product.
 
  


15. Warm & Fuzzy
      This technique uses sentimental images (especially of families, kids and animals) to stimulate feelings of pleasure, comfort, and delight. It may also include the use of soothing music, pleasant voices, and evocative words like "cozy" or "cuddly". The Warm & Fuzzy technique is another form of Associatio. It works well with some audiences, but not with others, who may find it too corny.
 
  


16. The Big Lie
      According to Adolf Hitler, one of the 20th century's most dangerous propagandists, people are more suspicious of a small lie than a big one. The Big Lie is more than exaggeration or hype; it's ttelling a complete falsehood with such confidence and charisma that people believe it. Recognizing The Big Lie requires "thinking outside the box" of conventional wisdom and asking the questions other people don't ask.
 

 


17. Charisma
      Sometimes, persuaders can be effective simply by appearing firm, bold, strong, and confident. This is particulary true in political and advocacy messages. People often follow charismatic leaders even when they disagree with their positions on issues that affect them.
 

 


18. Euphemism
      While the Glittering generalities and Name-calling techniques arouse audiences with vivid, emotionally suggestive words, Euphemism tries to pacify audiences in order to make an unpleasant reality more palatable. Bland or abstract terms are used instead of clearer, more graphic words. Thus,  we hear about corporate "downsizing" instead of "layoffs", or "enhanced interrogation techniques" instead of "torture".
  
 


19. Extrapolation
      Persuaders sometimes draw huge conclusions on the basis of a few small facts. Extrapolation works by ignoring complexity. It's most persuasive when it predicts something we hope can or will be true.
 


20. Flattery
      Persuaders love to flatter us. Politicians and advertisers sometimes speak directly to us; "You know a good deal when you see one". "You expect quality". "You work hard for a living". "You deserve it". Sometimes ads flatter us by showing people doing stupid things, so that we'll feel smarter or superior. Flattery works because we like to be praised and we tend to believe people we like. (We're sure that someone as brilliant as you will easily understand this techniques!).
 
  


21. Glittering Generalities
      This is the use of so-called "virtue words" such as civilization, democracy, freedom, patriotism, motherhood, fatherhood, science, health, beauty, and love. Persuaders use these word in the hope that we will approve and accept their statements without examining the evidence. They hope that few people will ask whether it's appropriate to invoke these concepts, while even fewer will ask what these concepts really mean.
 

  


22. Name-calling
      This techniques link a person or idea to a negative symbols (liar, creep, gossip,etc). It's the opposite of Glittering Generalities. Persuaders use Name-calling to make us reject the person or the idea on the basis of the negative symbols, instead of looking at the available evidence. A subtler version of this techniques is to use adjective with negative connotations (extreme, passive, lazy, pushy, etc). Ask yourself; Leaving out the Name-calling, what are the merits of the idea itself?
 

  


23. New
      We love new things and new ideas, because we tend to believe they're better than old things and old ideas. That's because the dominant culture in the United States (and many other countries) place great faith in technology and progress. But sometimes, new products and new ideas lead to new and more difficult problems.
 

  


24. Nostalgia
      This is the opposite of the New technique. Many advertisers invoke a time when life
was simpler and quality was supposedly better ("like Mom used to make"). Politicians promise to
bring back the "good old days" and restore "tradition." But whose traditions are being restored? Who
did they benefit, and who did they harm? This technique works because people tend to forget the bad
parts of the past, and remember the good.
  
 


25. Rhetorical Questions
      These are questions designed to get us to agree with the speaker.
They are set up so that the “correct” answer is obvious. ("Do you want to get out of debt?" "Do you
want quick relief from headache pain?" and "Should we leave our nation vulnerable to terrorist
attacks?" are all rhetorical questions.) Rhetorical questions are used to build trust and alignment before the sales pitch.
 
 


26. Scientific Evidence
      This is a particular application of the Expert technique. It uses the
paraphernalia of science (charts, graphs, statistics, lab coats, etc.) to "prove" something. It often
works because many people trust science and scientists. It’s important to look closely at the
"evidence," however, because it can be misleading.
 
 


27. Simple Solution
      Life is complicated. People are complex. Problems often have many causes, and they’re not easy to solve. These realities create anxiety for many of us. Persuaders offer relief by ignoring complexity and proposing a Simple solution. Politicians claim one policy change (lower taxes, a new law, a government program) will solve big social problems. Advertisers take this strategy even further, suggesting that a deodorant, a car, or a brand of beer will make you beautiful,
popular and successful.
  




28. Slippery Slope
      This technique combines Extrapolation and Fear. Instead of predicting a positive future, it warns against a negative outcome. It argues against an idea by claiming it’s just the first step down a “slippery slope” toward something the target audience opposes. ("If we let them ban smoking in restaurants because it’s unhealthy, eventually they’ll ban fast food, too." This argument ignores the merits of banning smoking in restaurants.) The Slippery slope technique is commonly used in political debate, because it’s easy to claim that a small step will lead to a result most people won’t like, even though small steps can lead in many directions. 
 
  


29. Symbols
      Symbols are words or images that bring to mind some larger concept, usually one with strong emotional content, such as home, family, nation, religion, gender, or lifestyle. Persuaders use the power and intensity of symbols to make their case. But symbols can have different meanings for different people. Hummer SUVs are status symbols for some people, while to others they are symbols of environmental irresponsibility. 



30. Ad Hominem
     Latin for "against the man," the ad hominem technique responds to an argument by attacking the opponent instead of addressing the argument itself. It’s also called "attacking the messenger.” It works on the belief that if there’s something wrong or objectionable about the messenger, the message must also be wrong.
  
 



31. Analogy
  An analogy compares one situation with another. A good analogy, where the situations are reasonably similar, can aid decision-making. A weak analogy may not be persuasive, unless it uses emotionally-charged images that obscure the illogical or unfair comparison.
 

 



32. Card Stacking
      No one can tell the whole story; we all tell part of the story. Card Stacking, however, deliberately provides a false context to give a misleading impression. It "stacks the deck". Selecting only favorable evidence to lead the audience to the desired conclusion. 
 
  


33. Cause vs Correlation
      While understanding true causes and true effects is important,
persuaders can fool us by intentionally confusing correlation with cause. For example: Babies drink
milk. Babies cry. Therefore, drinking milk makes babies cry. 
 
  




34. Denial
      This technique is used to escape responsibility for something that is unpopular or
controversial. It can be either direct or indirect. A politician who says, "I won’t bring up my opponent’s marital problems," has just brought up the issue without sounding mean. 
 
  


35. Diversion
      This technique diverts our attention from a problem or issue by raising a separate
issue, usually one where the persuader has a better chance of convincing us. Diversion is often used
to hide the part of the story not being told. It is also known as a “red herring.” 


 

 


36. Group Dynamics
      We are greatly influenced by what other people think and do. We can get
carried away by the potent atmosphere of live audiences, rallies, or other gatherings. Group dynamics
is a more intense version of the Majority belief and Bandwagon techniques. 
 
  



37. Majority Belief
      This technique is similar to the Bandwagon technique. It works on the
assumption that if most people believe something, it must be true. That’s why polls and survey results
are so often used to back up an argument, even though pollsters will admit that responses vary
widely depending on how one asks the question. 
 
  


38. Scapegoating
      Extremely powerful and very common in political speech, Scapegoating
blames a problem on one person, group, race, religion, etc. Some people, for example, claim that
undocumented (“illegal”) immigrants are the main cause of unemployment in the United States, even
though unemployment is a complex problem with many causes. Scapegoating is a particularly
dangerous form of the Simple solution technique.
 

 


39. Straw Man
      This technique builds up an illogical or deliberately damaged idea and presents it
as something that one’s opponent supports or represents. Knocking down the "straw man" is easier
than confronting the opponent directly.
 

 

40. Timing 
       Sometimes a media message is persuasive not because of what it says, but because
of when it’s delivered. This can be as simple as placing ads for flowers and candy just before
Valentine’s Day, or delivering a political speech right after a major news event. Sophisticated ad
campaigns commonly roll out carefully-timed phases to grab our attention, stimulate desire, and
generate a response.
  

Sabtu, 17 Januari 2015

Analysis of Thai Life Insurance "Silence of Love". Wahyu Widya Lestari. NPM 1C614162. Class 1SA01.

Hi everybody!
I got the new assignment from copywritting class. The assignment is to make an analysis about the advertisement of Thai Life Insurance "Silence of Love". I'm going to analyze the relation between the advertisement and life insurance. 



Source :  https://www.youtube.com/watch?v=nBobmn_u98w

This is the conclusion of the advertisement. There is a poor teenage girl who lives with his deaf-mute father. Her father always give the best for her. But she always acts rude to her father because she was embarrassed to have a father who's deaf-mute. She wants a normal father like anyone else,she wants a father who can understand her feelings,despite the fact that her father always understand her feelings.

Her father always said that he really love her,and he wants her to live a happy life. Her father always said that she must study hard,so that one day she became a successful person. Her father always said that she had much to eat that later she can grow and healthy. And he feels so sorry of being a disabled father for her.

One day,she came home late at night,and it's make her father very angry with her. And it's make her very annoyed with her father. She tries to kill herself by cutting her hand. Her father very worried about her condition. Whereas,that night he have prepared a birthday cake for his daughter. Because that day is his daughter's birthday.

After that,her father immediately in a rush to the hospital to save her daughter's life. He told the doctor that he would give anything to save his daughter's life. He told that he would give his house,his money,his blood,even gives his life,provided that his daughter can safely. His sacrifices himself,and his daughter is saved. 

The relation between this advertisement and life insurance is that everyone must have a life insurance. So that if something happen,,especially something bad happen,the life insurance can help the family's finance,can help the poor family,and the family's life will be guaranteed.

This is the end of analysis about the advertisement of Thai Life Insurance "Silence of Love". Thank you.